Keinginan China untuk
memenangkan pertandingan dengan menghalalkan segala cara telah
menciptakan budaya kecurangan merajalela di antara para atlet, termasuk
satu tim pria yang mengenakan wig untuk bersaing dalam lomba perahu naga
perempuan, menurut laporan para pejabat olahraga. Para atlet China,
terkait dalam beberapa kasus, memiliki reputasi yang kurang baik karena
untuk menang mereka akan menghalalkan segala cara.
Tahun lalu, setidaknya 30 pelari
di Fujian menipu agar bisa masuk menjadi bagian dari 100 pelari
Marathon Internasional provinsi dengan melompat dari angkutan umum atau
dengan menyewa orang yang serupa berlari untuk mereka.
Sementara itu, pada Olimpiade
Beijing 2008 hasilnya dipertanyakan karena pada cabang menembak, senam
dan pertandingan tinju ditemukan China menerjunkan atlit-atlit dibawah
umur.
Kontroversi terbaru datang dari
provinsi Yunnan setelah para pejabat merinci beberapa kasus yang telah
mereka temukan dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan itu mengatakan 110 atlet
telah memalsukan usia mereka di Olimpiade Provinsi tahunan 2010, banyak
dari mereka dari cabang olah raga renang.
Contoh kecurangan lain adalah,
tim atlit pria mengenakan wig untuk mencoba memenangkan kompetisi perahu
naga perempuan pada Lomba Etnis Minoritas China 2006.
Memenangkan medali emas pada
acara olahraga besar provinsi sering diartikan dalam imbalan keuangan
bagi para atlet dan pelatih mereka, termasuk perumahan yang lebih baik
dan pekerjaan yang baik setelah pensiun.
"Laporan ini menunjukkan
bagaimana tekad kita untuk menghentikan orang-orang memanipulasi tabel
medali," kata Liu Xiang, juru bicara Biro Olahraga Yunnan. "Dan kami
berhasil menangkap laki-laki yang mengenakan wig sebelum mereka
berkompetisi."
"Kami telah melakukan banyak
pekerjaan dalam dua tahun terakhir, tetapi saya tidak dapat berkomentar
mengenai mengapa para atlet berbuat curang. Saya tidak terlibat dalam
sisi ekonomi dari permainan," tambahnya.
0 comments:
Post a Comment